HAIINDONESIA.COM – The Strategic Research and Consulting (TSRC) adanya kecenderungan Joko Widodo (Jokowi) yang semakin dekat dengan Prabowo Subianto.
Dalam dua bulan terakhir tercatat setidaknya lima kali pertemuan pribadi antara keduanya.
“Pertemuan-pertemuan ini menandakan hubungan yang semakin akrab dan memunculkan spekulasi,” kata TSRC Yayan Hidayat.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Jasa Siaran Pers Persriliscom Melayani Publikasi ke Lebih dari 150 Media Online Berbagai Segmentasi
Struktur Baru PKS: Sohibul Iman Jadi Ketua Majelis Syuro, Al Muzammil Yusuf Jadi Presiden PKS
Malaysia Desak Negara ASEAN Prioritaskan Pengentasan Kemiskinan di Komunitas Kawasan

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Publik mulai mempertanyakan kemungkinan adanya kolaborasi atau kerja sama politik antara Jokowi dan Prabowo di masa depan,” kata Yayan Hidayat.
Yayan Hidayat juga mengungkapkan komunikasi antara Prabowo Subianto – Muhaimin Iskandar (Cak Imin) agak terhambat.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: National Press Club Sebut Prabowo Subianto Sosok yang Tepat Lanjutkan Program Presiden Jokowi
Baca Juga:
Wakil Mentan Sudaryomo Kunjungi ‘Markas Satria Baja Hitam’ di Tengah Lahan Sawah Karawang
Pemerintahan Prabowo Hadapi Tantangan dalam Bangun Keercayaan Publik dan Jaga Stabilitas Poliitik
Berbanding terbalik dengan keintiman yang diperlihatkan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo.
Menurut dia, Prabowo Subianto tampaknya masih ingin menimbang-nimbang kekuatan elektoral.
Jika dirinya disandingkan dengan Cak Imin, mengingat elektabilitasnya yang masih sangat rendah.
“Di tengah kebuntuan tersebut, PDIP terus berupaya menggoda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masuk ke gerbong pemenangan Ganjar Pranowo,” ungkap Yayan Hidayat.
Baca Juga:
Hadiah Hari Buruh, Presiden Prabowo Umumkan Pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh dan Satgas PHK
Daftar Lengkap Sejumlah Konglomerat Korea Selatan yang Meraup Keuntungan dari Indonesia
Diduga Memangsa Bocah Usia 10 Tahun, Tim Gabungan Tangkap Seekor Buaya dari Sungai Sangatta
Pada 6 Juli 2023 PDIP dan PKB melakukan komunikasi melalui pimpinan fraksi DPR di Senayan yang spesifik membahas Pilpres 2024.
Sehingga PKB masih berpotensi bergabung dengan koalisi pemenangan Ganjar Pranowo.
“Koalisi pemenangan Ganjar Pranowo masih terbuka lebar karena hingga kini PDIP sendiri belum mengumumkan nama cawapres,” kata Yayan Hidayat.
Yayan Hidayat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 13 Juli 2023 menjelaskan, PKB representasi Nahdlatul Ulama (NU) dalam tubuh nasionalis.
Kedua partai itu, kata dia, sudah menjalin hubungan yang panjang pada dua kali pemilu sebelumnya.
PKB dan Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mengusung Prabowo Subianton sebagai bakal calon presiden (bacapres).
Sementara, PDIP dan PPP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres.
Kedua bacapres dan koalisi pengusung sampai saat ini belum mengumumkan siapa bakal cawapres.***