HAIINDONESIA.COM – The Strategic Research and Consulting (TSRC) adanya kecenderungan Joko Widodo (Jokowi) yang semakin dekat dengan Prabowo Subianto.
Dalam dua bulan terakhir tercatat setidaknya lima kali pertemuan pribadi antara keduanya.
“Pertemuan-pertemuan ini menandakan hubungan yang semakin akrab dan memunculkan spekulasi,” kata TSRC Yayan Hidayat.
“Publik mulai mempertanyakan kemungkinan adanya kolaborasi atau kerja sama politik antara Jokowi dan Prabowo di masa depan,” kata Yayan Hidayat.
Baca Juga:
Deddy Corbuzier Dilantik Menjadi Staf Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin
Yayan Hidayat juga mengungkapkan komunikasi antara Prabowo Subianto – Muhaimin Iskandar (Cak Imin) agak terhambat.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: National Press Club Sebut Prabowo Subianto Sosok yang Tepat Lanjutkan Program Presiden Jokowi
Berbanding terbalik dengan keintiman yang diperlihatkan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo.
Menurut dia, Prabowo Subianto tampaknya masih ingin menimbang-nimbang kekuatan elektoral.
Baca Juga:
Dampak Kepemimpinan Presiden AS Donald Trump Terhadap Ekonomi Indonesia Diungkap Bappenas
Jelang Bulan Suci Ramadhan, Wamentan Sudaryono Pastikan Daging Sapi dan Kerbau Aman dan Terkendali
Jika dirinya disandingkan dengan Cak Imin, mengingat elektabilitasnya yang masih sangat rendah.
“Di tengah kebuntuan tersebut, PDIP terus berupaya menggoda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masuk ke gerbong pemenangan Ganjar Pranowo,” ungkap Yayan Hidayat.
Pada 6 Juli 2023 PDIP dan PKB melakukan komunikasi melalui pimpinan fraksi DPR di Senayan yang spesifik membahas Pilpres 2024.
Sehingga PKB masih berpotensi bergabung dengan koalisi pemenangan Ganjar Pranowo.
Baca Juga:
Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Begini Strategi Pemerintah untuk Absorpsi Gabah Kering Panen
“Koalisi pemenangan Ganjar Pranowo masih terbuka lebar karena hingga kini PDIP sendiri belum mengumumkan nama cawapres,” kata Yayan Hidayat.
Yayan Hidayat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 13 Juli 2023 menjelaskan, PKB representasi Nahdlatul Ulama (NU) dalam tubuh nasionalis.
Kedua partai itu, kata dia, sudah menjalin hubungan yang panjang pada dua kali pemilu sebelumnya.
PKB dan Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mengusung Prabowo Subianton sebagai bakal calon presiden (bacapres).
Sementara, PDIP dan PPP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres.
Kedua bacapres dan koalisi pengusung sampai saat ini belum mengumumkan siapa bakal cawapres.***