HAIIDN.COM – Jurnalis diajak mengubah cara memproduksi berita mereka, yakni dengan tidak menggunakan model lama.
Saat menghadapi era kemajuan teknologi digital, khususnya teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo), Usman Kansong.
Usman Kansong menyampaikan dalam Forum Diskusi “Tantangan Jurnalisme di Tengah Distrupsi Digital Menengah Manipulasi Informasi”.
Baca Juga:
Diskusi itu merupakan rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2024, yang digelar di Jakarta, pada Rabu, 31 Januari 2024.
“Bagaimana kita memproduksi berita di era digital ini saya kira kita tidak lagi bisa menggunakan model lama.”
Baca artikel lainnya, di sini: Prabowo Subianto Disebut Sebagai Putra Terbaik Bangsa oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono
“Straight news misalnya atau hard news atau bercerita tentang kemarin,” kata Dirjen Usman.
Baca Juga:
Mengejutkan Respons Paula Verhoeven di Medsos Setelah Ditalak Cerai oleh Sang Suami, Artis Baim Wong
Rilispers.com Layani Publikasi Press Release di Portal Pers Daerah dari Pulau Sumatera Hingga Papua
Usman Kansong mengatakan, strategi membuat berita di koran dengan bercerita tentang kemarin sudah tidak relevan dhengan perkembangan teknologi digital.
Lihat konten video lainnya, di sini: Dampingi Prabowo Subianto Sapa Warga Sulsel, Airlangga: Hanya Prabowo yang Lanjutkan Program Jokowi
Untuk itu dia mendorong jurnalis media cetak agar memberitakan mengenai hari ini dan besok agar tidak tertinggal dari media online.
“Koran biasanya bercerita tentang kemarin, maka kita harus mengubah cara-cara jurnalisme kita.”
Baca Juga:
BPS Ungkap Alasan Indonesia pada Periode September 2024 Alami Deflasi Sebesar -0,12 Persen
Puan Maharani Ditetapkan Sebagai Ketua DPR RI Periode 2024-2029 dalam Rapat Paripurna di Senayan
“Dengan menceritakan memberitakan hari ini dan besok, Kompas saya kira sudah melakukan itu,” ungkap dia.
Selain itu Dirjen Usman mendorong jurnalis menulis dengan gaya bertutur atau feature.
Sebab, feature itu memiliki karakter awet atau tahan lama jika dibandingkan dengan hard news.
Dia juga menyarankan agar jurnalis membuat laporan mendalam (indepth report) yang mengandung analisis.
Untuk mendapatkan sifat jurnalisme suatu berita dan membuat berita eksklusif yang berbeda dari hasil karya jurnalis lain.
“Nah itu beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjawab problem di dunia jurnalisme yang ditimbulkan oleh teknologi digital,” jelas Dirjen IKP Kominfo.
Selain itu, Usman Kansong mengajak jurnalis menulis berita untuk manusia karena di era digital ini media banyak yang menulis berita untuk data.
Dalam hal itu, dia mengajak jurnalis menulis berita untuk subjek yang memberikan pencerahan kepada manusia yang memberikan informasi bagaimana menyelesaikan satu persoalan.
“Jadi kalau berita tentang tadi kecelakaan tidak memberikan solusi karena dia menulis untuk objek seolah manusia itu sedang dibubuhi informasi yang bombastis,” kata Dirjen Usman.
Jurnalis juga diajak menulis berita yang meningkatkan martabat sebagai manusia, bukan malah membuat manusia tergantung oleh data.
Dirjen IKP Usman juga mendorong jurnalis menulis berita yang menyimpan harapan (hope) untuk meningkatkan semangat hidup pembaca di era digital saat ini.
“Jangan sampai kita nggak punya hope. Kita berharap besok punya duit, kita berharap calon presiden jagoan kita yang terpilih itu hope, harus ada hope,” tutup Dirjen IKP Kominfo.
Artikel di atas juga sudah dìterbitkan di portal berita nasional Sapulangit.com.
Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Sulawesiraya.com dan Emitentv.com.***