HAIIDN.COM – Capres Ganjar Pranowo mengaku gelisah usai melihat adanya kasus pelanggaran etik berat pada hakim Mahkamah Konstitusi (MK) pada saat memutus perkara uji materi syarat capres-cawapres.
Dikutip dalam laman sosial media ‘X’ dia menuturkan, bahwa saat ini ia melihat demokrasi dan keadilan yang sedang dihancurkan.
“Saya berbicara sebagai bagian dari warga, bagian dari rakyat yang gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan,” kutip akun X @ganjarpranowo, Sabtu, 11 November 2023.
Lebih jauh, ia juga mempertanyakan mengapa putusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat bisa lolos begitu saja.
Baca Juga:
Subuh Ketahuan Paginya Langsung Dicopot, Mentan Amran Copot Direktur yang Bermain Mata dengan Calo
Prabowo Subianto Temui PM dan Presiden Senat Kamboja, Perkuat Kolaborasi untuk Pembangunan ASEAN
“Saya tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan MKMK.”
Baca artikel lainnya di sini : Putusan MKMK Tak Berdampak pada Pencalonan Prabowo – Gibran, TKN KIM: Jangan Ragukan Pasangan
“Saya mencoba diam sejenak, saya merenungkan bangsa ini ke depan.”
“Saya mencermati kembali kata demi kata, kalimat demi kalimat dari putusan itu yang menjadi pertimbangan dan dasar majelis kehormatan MK,” ucap dia
Baca Juga:
Penjelasan Luhut Pandjaitan Soal Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun
Baca artikel lainnya, di sini: Bursa Media Online Melayani Jasa Jual Beli dan Akuisisi Portal Berita yang Masih Berjalan dan Berkualitas
“Dari situ saya semakin gelisah dan terusik mengapa sebuah keputusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos”.
“Apa ada pertanggungjawabannya kepada negara,” sambung dia
Kemudian, ia juga mengajak generasi muda untuk pastikan bertanggung jawab sejarah Indonesia.
“Indonesia kita, masih sangat panjang perjalanannya. Saya berharap, masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi yang berdasar nilai-nilai luhur bangsa.”
“Tanpa tendensi apapun yang mencederai demokrasi dan keadilan,” ujar dia
“Kita, generasi yang ada saat ini, punya tanggung jawab sejarah. Apakah kita akan mengorbankan sejarah panjang Indonesia ke depan?”.
“Jawaban saya, tidak. Kita akan memastikan sejarah yang terang,” sambung dia.***