HAIIDN.COM – Capres Ganjar Pranowo mengaku gelisah usai melihat adanya kasus pelanggaran etik berat pada hakim Mahkamah Konstitusi (MK) pada saat memutus perkara uji materi syarat capres-cawapres.
Dikutip dalam laman sosial media ‘X’ dia menuturkan, bahwa saat ini ia melihat demokrasi dan keadilan yang sedang dihancurkan.
“Saya berbicara sebagai bagian dari warga, bagian dari rakyat yang gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan,” kutip akun X @ganjarpranowo, Sabtu, 11 November 2023.
Lebih jauh, ia juga mempertanyakan mengapa putusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat bisa lolos begitu saja.
Baca Juga:
Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Atas Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Termasuk James Riady, Prabowo Subianto Kenalkan Konglomerat kepada Investor Global Ray Dalio
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga Allah Melimpahkan Rahmat-Nya kepada Keluarga Kita
“Saya tercenung memantau perkembangan akhir-akhir ini tentang kondisi politik setelah putusan MKMK.”
Baca artikel lainnya di sini : Putusan MKMK Tak Berdampak pada Pencalonan Prabowo – Gibran, TKN KIM: Jangan Ragukan Pasangan
“Saya mencoba diam sejenak, saya merenungkan bangsa ini ke depan.”
“Saya mencermati kembali kata demi kata, kalimat demi kalimat dari putusan itu yang menjadi pertimbangan dan dasar majelis kehormatan MK,” ucap dia
Baca Juga:
Hallo Media Ajak Wartawan Berjiwa Wirausaha di Kota dan Kabupaten untuk Gabung Menjadi Koresponden
Baca artikel lainnya, di sini: Bursa Media Online Melayani Jasa Jual Beli dan Akuisisi Portal Berita yang Masih Berjalan dan Berkualitas
“Dari situ saya semakin gelisah dan terusik mengapa sebuah keputusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos”.
“Apa ada pertanggungjawabannya kepada negara,” sambung dia
Kemudian, ia juga mengajak generasi muda untuk pastikan bertanggung jawab sejarah Indonesia.
Baca Juga:
Politisi Partai Golkar Ungkap Alasan Dukung Gerindra Usung Prabowo Subianto Capres pada Pemilu 2029
“Indonesia kita, masih sangat panjang perjalanannya. Saya berharap, masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi yang berdasar nilai-nilai luhur bangsa.”
“Tanpa tendensi apapun yang mencederai demokrasi dan keadilan,” ujar dia
“Kita, generasi yang ada saat ini, punya tanggung jawab sejarah. Apakah kita akan mengorbankan sejarah panjang Indonesia ke depan?”.
“Jawaban saya, tidak. Kita akan memastikan sejarah yang terang,” sambung dia.***