PRESIDEN Suriah Ahmed Al Sharaa akhirnya angkat bicara mengenai serangan rudal Israel yang mengguncang jantung Damaskus dan kota Suwayda pada Rabu malam.
Dalam pidato televisi yang ditayangkan Kamis (17/7/2025), Sharaa mengecam keras tindakan Israel yang ia sebut sebagai “upaya sistematis menebar kekacauan di tanah suci Suriah”.
Serangan itu menyasar istana presiden, markas militer, dan permukiman di Damaskus, menewaskan ratusan warga sipil, termasuk anak-anak, menurut laporan pemantau perang yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Entitas Israel, yang sejak lama mengincar stabilitas kami, kini ingin mengubah negeri ini menjadi arena kekacauan tanpa akhir,” ujar Sharaa seperti dikutip SANA.
Setidaknya 360 orang dilaporkan tewas di selatan Suriah dalam rentetan kekerasan pekan ini, mayoritas warga sipil, termasuk anggota komunitas minoritas Druze.
Pemerintah Suriah Tarik Pasukan dan Serahkan Keamanan pada Pemuka Druze Lokal
Dalam upaya meredam eskalasi sektarian di selatan, pemerintah Suriah menarik pasukan dari kota Suwayda pada Kamis dini hari.
Baca Juga:
Gengsi Kompetisi Pasar Modal Berkumpul di Turnamen PROPAMI
WTP 2024 untuk Kementan, DPR: Stabilitas Pangan & Petani Prioritas
Sumatra Dilanda Karhutla: Investigasi Penyebab Masih Berjalan
Puluhan kendaraan militer terlihat meninggalkan Suwayda setelah tercapai kesepakatan gencatan senjata antara pemerintah dan sebagian pemimpin Druze.
“Kami ingin meminta pertanggungjawaban mereka yang melecehkan komunitas Druze kami, karena mereka berada di bawah perlindungan dan tanggung jawab negara,” tegas Sharaa dalam pidatonya.
Ia menambahkan bahwa pengelolaan keamanan Suwayda untuk sementara diserahkan kepada para pemuka agama dan faksi lokal demi kepentingan nasional tertinggi.
Langkah ini diambil setelah Sheikh Yousef Jarbou, salah satu pemimpin Druze, menyatakan dukungan atas gencatan senjata sambil mengutuk keras serangan Israel.
“Setiap serangan terhadap Suriah adalah juga serangan terhadap komunitas Druze,” ujar Jarbou dalam wawancara dengan Al Jazeera.
Namun demikian, sikap para pemimpin Druze sendiri terbelah, dengan Sheikh Hikmat Al Hajari menolak gencatan senjata dan berjanji akan melanjutkan perjuangan “sampai Suwayda sepenuhnya dibebaskan”.
Keberadaan Hajari hingga kini tidak diketahui, dan kelompok-kelompok pejuang yang loyal kepadanya dikabarkan terus melawan tentara Suriah.
Serangan Israel Picu Tuduhan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Tehadap Minoritas Druze
Serangan Israel terhadap Damaskus dan Suwayda kembali memunculkan sorotan atas penderitaan warga sipil dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia di kawasan itu.
Kelompok pemantau hak asasi manusia Human Rights Watch mengecam serangan Israel sebagai “tidak proporsional” dan “berisiko memperparah penderitaan minoritas”.
“Pihak-pihak yang berperang wajib melindungi warga sipil dan fasilitas sipil, termasuk komunitas minoritas yang sudah rentan,” ujar Lama Fakih, direktur regional HRW, kepada Middle East Eye.
Baca Juga:
Penyidikan Proyek Digital BRI Rp2,1 Triliun: KPK Cegah 13 Pejabat Strategis
Investasi Infrastruktur Terguncang, Kasus Suap Proyek Jalan Sumut Meluas
Evakuasi Diam-diam WNI dari Iran, Menlu Sugiono: Kami Lakukan Bertahap
Sementara itu, Amnesty International juga menyatakan keprihatinan atas meningkatnya serangan ke permukiman sipil yang melanggar hukum humaniter internasional.
Israel membela diri dengan dalih bahwa serangan mereka menargetkan posisi militer Suriah yang diduga menyerang komunitas Druze pro-Israel di perbatasan utara.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan kepada Times of Israel bahwa serangan itu “diperlukan untuk menghentikan penindasan brutal tentara Suriah terhadap Druze”.
Namun, banyak pihak mempertanyakan motif Israel, yang selama ini dituduh menggunakan dalih melindungi Druze untuk memperlemah Suriah dan memperluas pengaruhnya di selatan.
Suwayda Jadi Episentrum Ketegangan antara Rezim Baru dan Minoritas Kritis
Konflik yang pecah di Suwayda mencerminkan rapuhnya stabilitas politik Suriah pasca kejatuhan Bashar Al Assad pada Desember tahun lalu.
Ahmed Al Sharaa, presiden baru yang naik melalui koalisi militer-sipil, menghadapi tantangan besar untuk merangkul minoritas sekaligus mempertahankan kendali di wilayah selatan yang bergolak.
Komunitas Druze, yang berpengaruh namun kecil, kini terpecah antara mendukung rezim baru demi stabilitas atau menentangnya karena kekecewaan lama terhadap penindasan rezim sebelumnya.
Seorang warga Suwayda, yang meminta identitasnya disembunyikan karena alasan keamanan, mengatakan kepada Middle East Eye:
“Kami terjebak di antara dua kekuatan besar yang tidak peduli pada penderitaan kami, baik rezim Damaskus maupun Israel.”
Para analis memperingatkan bahwa krisis ini bisa menjadi titik awal perang saudara baru jika tidak segera diatasi melalui dialog inklusif.
“Jika pemerintah Sharaa gagal melindungi Druze dan minoritas lain, Suriah bisa kembali terjerumus ke jurang kekerasan seperti era Assad,” kata Fadi Al Hamwi, peneliti independen berbasis di Beirut.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Panganpost.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Poinnews.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatengraya.com dan Hallobandung.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center