HAIIDN.COM – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberlakukan fleksibilitas bagi Perum Bulog untuk harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani.
Menjadi Rp6.000 per kilogram (kg) dari yang sebelumnya Rp5.000 per kg.
“Mulai hari Rabu (3/4/2024) sampai 30 Juni 2024, kita putuskan adanya fleksibilitas HPP bagi Bulog.”
“Ini agar Bulog dapat meningkatkan stok CBP (cadangan beras pemerintah) yang berasal dari produksi dalam negeri.”
Baca Juga:
Bahas Kenaikan Harga Minyak Goreng Rakyat MinyaKita di Atas HET, Kemendag Undang Distributor
Prabowo Subianto Kumpul Bersama Para Pimpinan Negara Asia Tenggara, Warganet: ASEAN Spirit!
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas Beri Penjelasan Jakarta Masih Berstatus Sebagai Ibu Kota Negara
“Jadi tidak hanya bersumber dari importasi saja,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Arief menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Presiden Joko Widodo
Baca artikel lainnya di sini : Istana Tanggapi Soal Usulan Hadirkan Presiden Jokowi ke Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK
(Jokowi) saat meninjau stok pangan dan bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Pematang Kandis, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi.
Baca Juga:
Respons Kejagung Usai DPR RI yang akan memanggil Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus
Inilah Reaksi Timur Tengah Terhadap Kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Arif menjelaskan fleksibilitas HPP gabah dan beras yang diterapkan bagi Perum Bulog yakni gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang sebelumnya Rp5.000 per kilogram (kg) di-fleksibel-kan menjadi Rp6.000 per kg.
Baca artikel lainnya di sini : Enam Bulan Perang Gaza, Sekjen PBB Tuntut Peningkatan Bantuan
Selanjutnya gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog yang sebelumnya Rp6.300 per kg mengalami fleksibilitas menjadi Rp7.400 per kg.
Sementara HPP beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir maksimal 2 persen yang sebelumnya Rp9.950 per kg di-fleksibel-kan menjadi Rp11.000 per kg.
Baca Juga:
Capres Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump Menangi Pemilihan Presiden AS 2024
“Tentu dengan adanya fleksibilitas harga bagi Bulog ini akan menjadi safety net bagi para sedulur petani.”
“Agar harga dapat terjaga dengan baik. Tatkala produksi kian meningkat, tentu akan mempengaruhi harga,” ucap Arief.
Arief mengatakan bahwa hal itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk selalu mengingatkan bahwa saat panen raya padi, harga di tingkat petani tidak boleh jatuh terlalu dalam.
Sehingga pemerintah hadir memastikan bersama Perum Bulog yang telah tugaskan untuk menyerap produksi dalam negeri sebagai stok CBP.
Menurut Arief fleksibilitas perlu diterapkan agar dapat terus menjaga harga yang baik dan wajar di tingkat produsen.
Serta menimbang rata-rata harga di pasar telah berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras.
Sebagaimana Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Melalui beleid berupa Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 167 Tahun 2024 tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.
Diharapkan dapat menjadi jaring pengaman bagi produsen gabah dan beras, sehingga harga tidak terlampau turun jauh pada saat panen raya yang sedang akan berlangsung ini.
Potensi luas panen padi di Maret dapat mencapai 1,247 juta hektar atau setara dengan beras sebanyak 3,83 juta ton, sebagaimana kerangka sampel area (KSA) yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Sementara potensi luas panen padi di April 2024, estimasi maksimal mencapai 1,587 juta hektare atau setara beras 4,90 juta ton.
Pada Mei 2024 potensi luas panen padi sebesar 1,172 juta hektar atau setara beras 3,35 juta ton.
Dengan itu, total produksi beras dari Maret sampai Mei dapat mencapai 12,08 juta ton.
“Panennya sudah banyak dan cukup besar, sehingga harga GKP yang tadinya sempat di atas Rp8.000 per kg, saat ini sudah mulai menurun.”
“Sekarang tantangan bagi kita adalah bagaimana upaya menjaga harga di tingkat petani, karena sedulur petani kita juga perlu adanya harga pokok produksi ditambah margin yang wajar.”
“Di samping itu, nilai tukar petani terutama tanaman pangan juga harus kita jaga pergerakan indeks-nya di tiap bulannya,” pungkas Arief.***
Artikel di atas, sudah dìterbitkan di portal berita nasional ekonomi dan bisnis Infopangan.com
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Halloidn.com dan Infoekonomi.com
Pastikan juga download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media lainnya, dapat menghubungi Jasasiaranpers.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.